Kemarin saya sudah berbagi Tips Liburan ke Bali Bawa Bayi (1). Masih 3 tips yang saya bagikan dalam tulisan tersebut berdasarkan pengalaman saya pergi berlibur bersama Ayahnya Alexa dan Alexa. Nah, hari ini saya mau lanjutin lagi nih tipsnya. Semoga bermanfaat
Liburan ke Bali Bawa Bayi
1. Stroller
Kebayang nggak sih capeknya gendong bayi saat liburan? Dulu saya suka lihat ipar yang sibuk gendong bayi saat pergi liburan dan kelihatannya capek banget. Itu sebabnya, saya dan suami sepakat untuk tidak membiasakan anak digendong. Kami lebih suka meletakkannya di stroller saja. Karena terbiasa jalan-jalan dengan stroller, ya ke Bali kali ini juga harus ada stroller. Tapi karena nggak mau ribet bawa stroller dari Jakarta, saya lebih memilih untuk sewa stroller di Bali saja. Jadi suami nggak ribet berurusan dengan stroller ini.
2. Gendongan Bayi
Untuk spesial case, terutama kalau kita jalan-jalan ke tempat yang tak mungkin dilewati stroller, sebaiknya bawa gendongan. Gendongan Alexa merk Booba, yang bisa dipakai Ayah (begitulah Alexa memanggil suami saya… hahaha) untuk gendong Alexa. Menurutnya, kurang keren kalau gendong Alexa pakai gendongan kain batik kayak mama-mama zaman dulu.
3. Baby Crib
Sejak Alexa pulang dari rumah sakit ke rumah (abis lahiran), Alexa sudah saya biasakan untuk tidur di baby box. Ketika itu saya berpikir, ini baik sebagai persiapan dia tidur sendiri di kamarnya kalau sudah besar. Jadi, saya memilih hotel yang juga menyediakan baby crip ini. Nggak mungkin kan saya bawa-bawa baby box ke Bali. Oh ya mengenai membiasakan anak tidur sendiri sejak awal ternyata memang bermanfaat dan mempermudah saya melepas Alexa tidur sendiri di kamarnya loh. Ini terbukti ketika sudah berusia 3,5 tahun, Alexa sudah bisa tidur di kamarnya sendiri.
4. Ear Muff
Saat take off dan landing kebanyakan bayi akan menangis akibat rasa tak nyaman pada telinganya, dalam kondisi tertentu malah ada telinga yang terasa sakit. Untuk itu, sebaiknya sediakan ear muff dan pasangkan di telinga anak. Kalau sudah rewel saat take off bisa berabe karena anak akan terus rewel sampai nanti landing. Mending mencegahlah ya. Oh ya, tips lain yang juga sudah saya praktikkan ke Alexa adalah memberinya minum susu atau minimal membiarkan mulutnya terbuka (dengan mengajaknya bercanda agar bayi tertawa). Cara ini cukup ampuh mencegah bayi rewel selama di pesawat.
5. Bawa Perlengkapan ASI
Karena Alexa minum ASI secara pompa, otomatis saya harus membawa botol susu dalam jumlah yang cukup, thermal bag, kantong ASI, dan apron susu. Untuk thermal bag saya pilih yang merk Gabag karena bisa membawa semuanya sekaligus. Pokoknya selama Alexa masih minum ASI, meski secara pompa, inilah peralatan wajib yang harus saya bawa ke mana pun saya pergi. Surprisely, saya masih bisa bawa stok ASI saat pulang liburan karena saya menjadwalkan setiap 3 jam sekali pasti saya melakukan pumping.
Kenapa botol susu perlu dibawa agak lebih banyak? Biar saat jalan-jalan nggak ribet cuci botol. Jadi acara mencuci botol hanya saya lakukan pada pagi dan malam hari saja biar acara jalan-jalannya nggak terganggu. Sedikit trik nih biar botol bekas pakai tak bau, langsung cuci dengan air bersih dulu begitu selesai digunakan. Jadi saat kita mencuci di malam hari, botol tak berbau asam. Kalau persediaan ASI habis ketika masih dalam perjalanan, gunakan apron dan lakukan pumping di dalam mobil selama perjalanan dari satu destinasi ke destinasi berikutnya.
6. Perlengkapan Berenang
Bawa dari rumah ban berenang (ban leher kalau untuk bayi) dan baju renang. Masa liburan ke pantai nggak berenang? Rugi, dong. Berenang masuk dalam daftar kegiatan kami karena ini merupakan salah satu cara stimulasi bayi 3 bulan biar aktif bergerak dan membuatnya bisa beradaptasi cepat dengan lingkungan baru. Makanya bawa saja dari rumah karena kalau sudah tiba di destinasi tujuan belum tentu ada yang jual perlengkapan berenang yang khusus buat bayi.
7. Perlengkapan Bayi Lainnya
Bawa pakaian secukupnya, terutama untuk bayi. Membawa pakaian berlebih sangat berguna kalau ada kejadian tak terduga, seperti bayi muntah atau ngompol. Jangan lupa bawa jaket, baju berlengan panjang, atau celana panjang. Untuk popok sekali pakai bisa dibawa secukupnya saja karena begitu tiba di Bali dan kehabisan kita bisa beli di toko terdekat. Selain itu, saya juga membawa berbagai obat-obatan baik untuk bayi maupun untuk ayah dan mamanya, juga obat sakit maag yang merupakan solusi sakit maag buat saya yang sering mengalami kembung.
8. Memori Ponsel Berukuran Besar
Saya tipe mama-mama yang praktis dan nggak mau ribet makanya saya lebih memilih memanfaatkan kamera ponsel yang sudah canggih dibandingkan harus menenteng kamera ke mana-mana. Biar bisa menampung banyak foto (kan mau eksis jadi foto-fotonya banyak dong…hahaha) saya membawa memori ponsel yang berukuran besar. Jangan sampai pas mau foto, eh memorinya penuh. Sayangkan udah jauh-jauh ke Bali nggak ada foto di destinasi yang dikunjungi.
Pssst… ini tips terakhir saya nih kalau mau mandiin bayi sementara di hotel tak ada bathup, sedangkan kita tak membawa ember atau bak mandi. Manfaatkan wastafel. Cuma lihat-lihat juga ya kekokohan wastafelnya. Caranya: bersihkan dulu wastafel dengan sabun biar kuman-kuman mati. Tutup saluran pembuangannya. Isi dengan air hangat sesuai kebutuhan, dan jadi deh bak mandi darurat.
Jadi, kapan nih kita liburan ke Bali bawa bayi lagi, Ayah? #kasihkodekeAyahnyaAlexa